Kamis, 26 September 2013



TUMPEK WARIGA, MOMENTUM SERUKAN
STOP PASANG IKLAN DI POHON

            Manusia sebagai makhluk hidup yang paling serakah sering berbuat tidak adil kepada keseimbangan hidup tumbuh-tumbuhan. Manusia terkadang hanya mementing Hendonisme semata untuk memenuhi keinginannya tanpa memikirkan lingkungan sekitarnya, lihat saja pemasangan iklan yang ada di jalan-jalan sebagaian besar dipasang di Pohon. Biasanya Sasaran dari pemasangan Iklan tersebut menyasar dipohon perindang yang ada dipinggir jalan baik yang berukuran besar atau kecil. Iklan dipasang pada batang pohon dengan cara menancapkan besi paku. Selain itu, ada pula perusahaan yang mamasang iklan mereka dengan mengikat di batang pohon menggunakan kawat besi.
            Selain merusak keindahan, pemasangan iklan di batang pohon perindang ini mengakibatkan rusaknya batang pohon akibat ditusuk paku besi ataupun karena jeratan ikatan kawat besi. hal ini sesungguhnya sudah melanggar aturan yang ada. Jikalau masyarakat sadar akan nilai nilai filosofis yang diajarkan oleh nenek moyang bukan sebatas ritual  maka hal itu tidak akan terjadi. hari Tumpek Wariga ini sesungguhnya  mengajarkan pada umat manusia bahwa kita wajib bersyukur atas harmoni yang membantu kita tinggal dalam alam kehidupan kini. Menghormati dan menghargai tanaman yang ada, memberi isyarat dan makna mendalam agar manusia mengasihi dan menyayangi alam dan lingkungan yang telah berjasa menopang hidup dan penghidupannya. Pada Tumpek Pengatag, momentum kasih dan sayang kepada alam itu diarahkan kepada tumbuh-tumbuhan. Betapa besarnya peranan tumbuh-tumbuhan dalam memberi hidup umat manusia. Hampir seluruh kebutuhan hidup umat manusia bersumber dari tumbuh-tumbuhan.
            Karena itu pula, tradisi perayaan Tumpek Pengatag tidaklah keliru jika disepadankan sebagai peringatan Hari Bumi gaya Bali dan kini bisa direaktualisasi sebagai hari untuk mencintai pohon baik dengan cara menanam, tidak menyakiti dan kegiatan lainnya. Tumpek Pengatag merupakan momentum untuk memahami dan bersyukur atas segala jasa  Ibu Pertiwi kepada umat manusia.  Bersahabat dengan alam, tidak merusak lingkungan, belajar dari pengalaman para leluhur / para tetua Bali di masa lalu,  yang  telah memiliki visi futuristik untuk menjaga agar Bali tak meradang menjadi tanah gersang dan kerontang akibat alam lingkungan yang tak terjaga.
            Hal ini sesungguhnya harus dipahami oleh semua pemangku kepentingan terlebih lebih menjelang pemilihan umum maka kesadaran masyarakat  untuk tidak memasang iklan dipohon perlu dibangkitkan untuk mengaktualisasikan tradisi tumpek wariga yang menjadi kebanggan masyarakat Bali.

I Nyoman Suka Ardiyasa
Ketua Umum Pemuda Peduli Lingkungan Bali

Selasa, 29 Januari 2013



Sejarah Berdirinya Pemuda Peduli Lingkungan Bali

 
Pemuda Peduli Lingkungan Bali atau disingkat PPLB berdiri di Singaraja, Pendiri Pertama dari pemuda Peduli Lingkungan Bali adalah I Nyoman Suka Ardiyasa yang sekarang menjabat sebagai ketua umum Pemuda Peduli Lingkungan Bali. Di awali dari sebuah sekee demen organisasi ini lahir. Lewat sekaa demen ini pula sering diadakan kegiatan yang bernuansa lingkungan, misalnya kemah bersama, melakukan tracking ke tempat-tempat yang masih asri seperti pegunungan, hutan, pantai, pura-pura sambil melakukan clean up di daerah-daerah yang banyak terdapat sampah plastik. Dari sekee demen ini lah muncul ide untuk membentuk wadah yang mampu merangkul pemuda untuk bersama-sama melakukan gerakan yang lebih besar untuk penyelamatan lingkungan. Hal ini dipandang perlu karena kondisi lingkungan pada saat ini dapat disimak semakin rusak sehingga genarasi mudalah yang patut menjadi garda terdepan untuk penyelamatan lingkungan karena genarasi muda sebagai pewaris lingkungan kedepannya.
Awal pertemuan pertama di lakukan di Monumen Tri Yudha Sakti Singaraja pada saat itu hadir  perwakilan dari perguruan Tinggi yang ada di Kabupaten Buleleng diantaranya perwakilan dari Undiksha Singaraja, IHDN Denpasar Kampus Singaraja, STKIP AH Singaraja. Dari kalangan Siswa Hadir perwakilan SMA 1 Singaraja, SMK N 1 Sukasada, SMK N 3 Singaraja.  Sedangkan perwakilan dari Sekee Truna hadir Sekee Truna Dharma Laksana Tukad Mungga, dan Desa Sadar Wisata Tunjung Mekar Desa Sambangan. Pada Saat pertemuan tersebut telah di capai kata sepakat untuk membentuk sebuah wadah yang di beri nama Pemuda Peduli Lingkungan Bali, dipilihnya nama Pemuda dikarenakan Pemuda merupakan (Agen Of Change) atau Agen perubahan masa depan.
Tanggal 3 Februari 2012 Tim pendiri sekaligus Struktur  telah terbentuk. Tim pendiri terus melakukan upaya untuk memenuhi persyaratan dalam mendirikan organisasi. Dalam perjalanannya banyak kendala yang ditemui diantaranya masalah finansial, perlengkapan-perlengkapan yang berkaitan dengan syarat pendirian organisasi. Dengan bermodalkan semangat, kerja keras dan idealisme, masalah tersebut dapat dipecahkan dengan bertemunya pendiri bersama Bapak I Made Sedana. Beliau sangat mendukung ide-ide yang kita miliki serta beliau siap memfasilitasi ide tersebut asalkan kearah positif, Akhirnya beliau memberikan fasilitas berupa sekretariat di Jalan Srikandi lengkap dengan peralatannya dan beliau juga membiayai seluruh administrasi yang berkaitan proses pendirian organisasi tersebut. Akhirnya tanggal 16 Agustus 2012 organisasi ini  resmi memiliki akta notaris dengan No 10 tertanggal 16 Agustus 2012 dan sekaligus dicatatkan kepengadilan Negeri Singaraja agar menjadi organisasi kemasyarakatan legal. Sabtu, Tanggal 15 September 2012 organisasi ini di deklarasikan serta pengurusnya dilantik langsung oleh Bapak Bupati Buleleng (Bapak Putu Agus Suradnyana, ST) yang sekaligus melakukan Lounching Bondres PPLB, Game Edukasi Clean end Green, serta pencanangan Desa Sambangan dalam Pilot Project Desa Bebas Sampah Plastik menuju Buleleng Smile.