TUMPEK
WARIGA, MOMENTUM SERUKAN
STOP
PASANG IKLAN DI POHON
Manusia sebagai makhluk hidup yang
paling serakah sering berbuat tidak adil kepada keseimbangan hidup
tumbuh-tumbuhan. Manusia terkadang hanya mementing Hendonisme semata untuk
memenuhi keinginannya tanpa memikirkan lingkungan sekitarnya, lihat saja
pemasangan iklan yang ada di jalan-jalan sebagaian besar dipasang di Pohon.
Biasanya Sasaran dari pemasangan Iklan tersebut menyasar dipohon perindang yang
ada dipinggir jalan baik yang berukuran besar atau kecil. Iklan dipasang pada
batang pohon dengan cara menancapkan besi paku. Selain itu, ada pula perusahaan
yang mamasang iklan mereka dengan mengikat di batang pohon menggunakan kawat
besi.
Selain merusak keindahan, pemasangan
iklan di batang pohon perindang ini mengakibatkan rusaknya batang pohon akibat
ditusuk paku besi ataupun karena jeratan ikatan kawat besi. hal ini
sesungguhnya sudah melanggar aturan yang ada. Jikalau masyarakat sadar akan
nilai nilai filosofis yang diajarkan oleh nenek moyang bukan sebatas
ritual maka hal itu tidak akan terjadi.
hari Tumpek Wariga ini sesungguhnya
mengajarkan pada umat manusia bahwa kita wajib bersyukur atas harmoni
yang membantu kita tinggal dalam alam kehidupan kini. Menghormati dan
menghargai tanaman yang ada, memberi isyarat dan makna mendalam agar manusia
mengasihi dan menyayangi alam dan lingkungan yang telah berjasa menopang hidup
dan penghidupannya. Pada Tumpek Pengatag, momentum kasih dan sayang kepada alam
itu diarahkan kepada tumbuh-tumbuhan. Betapa besarnya peranan tumbuh-tumbuhan
dalam memberi hidup umat manusia. Hampir seluruh kebutuhan hidup umat manusia
bersumber dari tumbuh-tumbuhan.
Karena itu pula, tradisi perayaan
Tumpek Pengatag tidaklah keliru jika disepadankan sebagai peringatan Hari Bumi
gaya Bali dan kini bisa direaktualisasi sebagai hari untuk mencintai pohon baik
dengan cara menanam, tidak menyakiti dan kegiatan lainnya. Tumpek Pengatag
merupakan momentum untuk memahami dan bersyukur atas segala jasa Ibu
Pertiwi kepada umat manusia. Bersahabat dengan alam, tidak merusak
lingkungan, belajar dari pengalaman para leluhur / para tetua Bali di masa
lalu, yang telah memiliki visi futuristik untuk menjaga agar Bali
tak meradang menjadi tanah gersang dan kerontang akibat alam lingkungan yang
tak terjaga.
Hal ini sesungguhnya harus dipahami
oleh semua pemangku kepentingan terlebih lebih menjelang pemilihan umum maka
kesadaran masyarakat untuk tidak
memasang iklan dipohon perlu dibangkitkan untuk mengaktualisasikan tradisi
tumpek wariga yang menjadi kebanggan masyarakat Bali.
I Nyoman Suka Ardiyasa
Ketua
Umum Pemuda Peduli Lingkungan Bali
0 komentar:
Posting Komentar